Friday, June 15, 2007

Antara menanti Waktu Tuhan dengan menanti waktu manusia- Sebuah Refleksi

heiho..

(Sebenernya ini tulisan lama, karena gue belum cukup mau dan kurang rasa nekad untuk masukin ini dalam My Blog. Kemaren secara ga sengaja gue liat dan ngebaca lagi tulisan ini, lalu gue putusin untuk masukin aja karena udah terlalu lama dipendem, ntar busuk lagi... (ngga kok becanda!)


Antara menanti Waktu Tuhan dengan menanti waktu manusia.

Pernah diantara kalian merasa ada perbedaan di dalam hati jika bertemu dengan seorang wanita atau pria? Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh adanya sebuah perasaan khusus yang tertanam di dalam hati atau juga disebabkan karena ketidaksukaan. Perasaan yang mau dibicarakan saat ini adalah sebuah perasaan khusus yang dapat diartikan sebuah ketertarikan.
Ketertarikan disini bicara bukan saja dalam bentuk fisik atau tampak luar, tapi juga psikis yang biasa dikenal dengan inner beauty atau inner handsome. Berjalannya waktu perasaan itu akan semakin bertambah besar dan besar dan akan terus berkembang dan akhirnya mulai menggerogoti sebagian dari pikiran serta kehidupan kita seperti halnya sebuah Tumor. Kita tidak dapat menampik bahwasanya hal itu adalah sebuah perasaan yang wajar yang mungkin dialami oleh sebagian besar orang.
Mungkin agak sedikit bingung dengan apa yang dijelaskan barusan. Maklum saja, namanya juga mencoba menulis sedikit serius dengan apa yang sedang dialami saat ini. Jika tidak bisa mengerti apa yang sedang anda baca saat ini, saran yang paling baik adalah COBALAH UNTUK DIMENGERTI dengan cara apapun sehingga harapan yang terbayang bisa terwujud dengan baik. Amin.

[Mulanya kisah ini berawal dari sebuah kekaguman seorang pria terhadap seorang wanita. Entah kenapa ternyata apa yang dirasakan oleh pria ini dirasakan juga oleh rekan-rekan sejawat yang tanpa disadari menjadi sebuah bentuk keanehan yang sangat tidak lumrah terjadi dikehidupan pria ini. Dari semua kisah yang pria ini tahu, ternyata bagitu banyak cara yang telah digulirkan oleh rekan-rekan sejawat untuk mendapatkan hati wanita ini. Pria ini hanya bisa tersenyum renyah dan membayangkan jika saja wanita ini juga tahu bahwa selama ini ada pria yang mendambakan sosok seperti dia hadir didalam kehidupannya. Satu persatu rekan-rekan sejawat menemukan titik akhir dari perjuangan dan pengorbanannya. Pria ini yakin pasti hal itu menjadi tidak mengenakkan untuk dibayangkan terlebih lagi untuk dirasakan. Akan tetapi pria ini salut atas semua perjuangan rekan-rekan sejawat yang sangat gigih dalam mendapatkan hati wanita ini. Rejected! Mungkin itu kata yang pas untuk menggambarkan posisi dari mereka. Memang terdengar begitu negatif, tetapi apa mau dikata kalo memang itu adalah realita yang ada. Mau tidak mau, suka tidak suka mereka harus bisa belajar menerima dengan dewasa dan berpikir bijak menanggapi kenyataan yang ada. Keadaan itu terus terjadi hingga pada akhirnya (entah kenapa bisa terjadi) lewat sebuah percakapan biasa, wanita ini menanyakan sebuah pertanyaan yang mencoba mempertegas posisi dari pria ini, dan pada akhirnya terjadi sebuah pengakuan antara si pria dan wanita yang membuat kedua belah pihak terdiam dan tidak dapat mempercayai apa yang baru saja mereka dengar. “Oh, ternyata selama ini kamu...”, “memang selama ini aku ...”.
KAGUM. Kata ini mungkin terdengar biasa bagi sebagian orang, tetapi bagi pria ini, kata itu mengandung makna yang begitu dalam. Karena hanya dengan satu kata itulah hingga saat ini pria ini menjadi begitu kuat bertahan dalam sebuah perjuangan yang sedang dihadapinya dan dengan kata itu juga pria ini mendapatkan energi positif yang telah lama menghilang dari kehidupannya. Perjuangan ini terasa begitu berat ketika pria ini mengetahui bahwa dia tidak seorang diri dalam memperjuangkan mendapatkan wanita itu. Ada pria lain yang juga mengharapkan hal yang sama. Terdiam dan merenung yang bisa dilakukan oleh pria ini ketika dia mengetahui bahwa ada pria lain yang begitu dekat dengan wanita ini. Terasa begitu menyesakkan mendengar kabar itu, apalagi ketika pria mengetahui bahwa perjuangan pria lain itu begitu besar dibandingkan dengan pria ini. Jika pria ini mencoba membandingkan, rasa-rasanya harapan yang ada terasa begitu kecil, karena perjuangan yang dilakukan oleh pria lain ini tidaklah sebentar akan tetapi sudah hitungan tahunan dan itu bukanlah perkara mudah. Hal ini disebabkan karena pria lain itu terlebih dahulu mengenal si wanita, coba saja jika pria ini yang bertemu duluan, mungkin posisinya akan terbalik. Pria ini begitu menghargai perjuangan dari pria lain yang sempat terlintas oleh pria ini untuk menyudahi saja perjuangannya dan menyerahkan sepenuhnya keberadaan si wanita kepada pria lain sebagai bentuk dari penghargaan dan perasaan tidak mau mengganggu perjuangan dari pria lain ini.
Tapi tiba-tiba ada sebuah penolakan keras yang mucul dari dalam diri pria ini. Ketidaksetujuan ini didasarkan pada: bahwasanya jika ingin mendapatkan sesuatu yang terbaik maka ada harga yang harus dibayar dan didalam sebuah perjuangan itu sangatlah wajar jika ada pihak yang mendapatkan dan kehilangan. Didasarkan atas pertimbangan itu makanya pria ini tidak jadi menyerahkan wanita ini dan menghentikan perjuangan yang telah dilakukan. Pria ini tidak menganggap bahwa perjuangan yang diterapkan bukan hanya berbentuk fisik yang dapat dinilai oleh manusia, tetapi perjuangan gerilya dengan cara menyerahkan segala harapan dan kehendak pada Tuhan semata. Karena hanya Dia yang tahu segalanya dan mampu melakukan sesuatu diluar akal manusia.
PROSES. Itu adalah kata yang tepat untuk menjelaskan situasi yang ada saat ini. Memiliki keyakinan dimana ketika Tuhan yang memilih itu pasti adalah yang terbaik dan berpegang teguh pada prinsip Rencana Tuhan indah pada waktunya sedangkan manusia hanyalah Bencana. Berjalan dengan satu keyakinan yang menjadikan pria ini memandang hal ini bukan lagi dari sudut padangnya, akan tetapi dari sudut pandangnya Allah. Hal ini juga diperkuat dari keteguhan hati si wanita yang memiliki keyakinan dimana Tuhan pasti memberikan yang terbaik yang sesuai dengan kebutuhannya. Lewat pemikiran ini si pria mendapat pelajaran dimana yang dihadapinya bukanlah sebuah perjuangan akan tetapi sebuah proses hidup yang membuatnya semakin dewasa dan berserah atas segala sesuatunya kepada Tuhan semata.
Tanpa ada perasaan terluka dan hati yang kecewa yang dihadapi oleh pria ini, biar kiranya semakin kuat dan bertambah bijak serta dewasa yang didapatnya serta kebahagian dan sukacita yang selalu menyertai si wanita, karena itu adalah sebuah ganjaran dari sebuah harga yang dibayarkan atas kesetian dan kesabaran menunggu Waktunya Tuhan dan bukan waktunya manusia].

Manisnya cinta dirasa hati, jika kita didalam Dia.

“Middle Finger”

heiho..

“Middle Finger”

Siapa yang gak tahu namanya middle finger? Gue yakin semua orang pasti tahu apa itu middle finger. Ya, bener banget, itu adalah jari tengah kita. Tapi yang gue maksud disini bukan middle finger atau jari tengah dalam arti sebenarnya, karena kalo itu yang pengen gue bahas, sama aja kita lagi belajar anatomi tubuh dong? Kembali kesekolah lagi dong? Biologi gituloh…

Ngga! Bukan itu yang pengen gue bahas! Yang pengen gue bahas itu middle finger dalam arti kiasan atau biasa kita kenal dengan FCUK YOU. Nah, kalian pastinya tahu apa yang gue maksud, karena gue yakin kalian ngga katro-katro banget.

Jangan pada heran kalo gue bahas tentang ini, sori juga kalo terkesan tidak memberi contoh. Tapi semua penilaian ada dipikiran kalian semua kok, gue hanya ingin membagi cerita aja, semoga aja ini memberkati..amin.

Hari itu dimana ketika gue nganterin dia ke RS. Husada untuk besuk di daerah mangga besar sana. Karena pada saat itu udah malam jadinya sekalian gue anter aja dia ampe rumah, secara udah malam dan rumahnya lumayan jauh, udah gitu cewe lagi. Nah, kejadiannya pas gue pulang nganterin dia gue dapet telepon kalo kaka ipar gue kena demam berdarah dan harus masuk RS malam itu juga dan nyokap dengan sedikit memaksa suruh gue harus cepet pulang untuk jaga rumah, tapi secara Bekasi-Lenteng Agung, Yah, hanya Tuhan dan Sarjana T.Sipil yang tahu. Udah lama banget gue gak pernah lakuin itu lagi apalagi semenjak gue gabung ama UKM Rohkrist (HUGe), tapi entah kenapa itu bisa terjadi? Yaitu mengacungkan jari tengah secara spontan ketika gue sedang mengendarai sepeda motor. Sebenernya kejadiannya itu gue yang salah, karena pas banget gue deket garis STOP tiba-tiba lampu lalu-lintas uda ganti warna, dari Ijo, Kuning, trus Merah. Secara itu di daerah bekasi yang terkenal dengan orang-orang yang bertempramen tinggi yang menyaingi “Halak Kita” dan terkenal doyan suka bakar orang jadilah mereka langsung tancap gas dan gue udah panik berat karena udah gak bisa lagi direm tuh motor, kalopun bisa gue yang celaka, yaudah dengan terpaksa gue tambah ngebut dan hampir aja motor gue itu “ciuman” dengan motor lain, tapi untungnya yang nyetir masih ada hubungan sodara ama Valentino Rossi jadilah gue selamat dari insiden itu, tapi beberapa orang dengan gamblangnya mengeluarkan sumpah-serapah yang jelas banget kedengeran ama kuping gue.

“Nyomet Lo”, “ITA Lo”, dan lain sebagainya yang bikin gue gerah dan dengan seketika memacu adrenalin bergejolak keras dan dengan spontan gue balik badan dan mengacungkan jari tengah kearah seseorang yang paling niat banget ngatain gue (pokoke saat itu gue terlihat keren banget, udah kaya pelem action gitu deh..). Setelah gue perhatikan betul kenapa orang itu gak marah dan sudah sewajarnya dia ngejar ketika dia liat tangan gue, tapi ini nggak! Eh, ternyata itu Bapak-bapak! Pantesan aja dia gak bales atau ngejar, gue yakin dia gak ngerti apa artinya itu, jangan-jangan dia pikir yang gue acungkan itu jari Jempol lagi???? Pfiuuhh….. 100-50= GOCAPe deh.!?!?

Emang dasar emosian, hal itu terulang lagi pas gue hampir ditabrak ama bis kopaja yang nekad banget. Dia itu lagi belok dan gue lagi lurus, tapi dia gak mau pelan loh, malah nambah cepet! Jadilah insiden itu terulang lagi dan dengan sigap gue acungkan lagi jari tengah dengan indahnya dan lagi-lagi dia juga gak marah! Secara supir bis, gue takutnya dia pikir gue lagi rencana mau nyetopin bis dia lagi…. Aduh?!?!

Yah, kalo temen-temen liat dan perhatikan apa yang gue lakukan itu memang sangat keliru dan TIDAK jadi contoh banget, tapi gue juga gak menampikkan kalo itu terjadi dengan spontan dan beneran tidak disengaja. Yah, sukur-sukur ada yang mau percaya….
Gue cuman berharap kalo temen-temen jangan seperti gue ini yang dengan gampangnya naik darah dan gak berpikir dalam melakukan suatu tindakan. Karena Puji Tuhan banget mereka itu ngga pada ngerti, coba aja kalo mereka pada ngerti? Bisa dipermak gue!

Katanya sih, ini ada kaitannya karena gue itu orang batak, jadi nudah banget untuk naik darah alias tempramental. Tadinya gue sependapat dengan hal itu tapi sekarang ngga lagi karena gue punya satu pengertian lain yaitu yang gue dapet dari Buku Kesayangan gue- Alkitab.

2Kor5:17 :”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”
Ef 4:29 :”Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapilah pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarkan, beroleh kasih karunia”

Tuh, Firman Tuhan udah jelas banget ingetin kalo kita itu anak Tuhan yang percaya kepadaNya yang menjadi Manusiabaru, hendaknya kita menanggalkan kebiasaan kita yang lama yang gak membangun dan memberkati orang, bukannya seperti yang gue lakukan, yang jujur boleh dibilang gak mencerminkan anak Tuhan banget.

Okey, apapun permasalahannya tidak seharusnya gue begitu lagi, yaitu mengacungkan “jari tengah” kepada siapapun juga dengan alasan apapun!

Ok, Boz?