Tuesday, March 16, 2010

sedikit ga nyambung.. tp biarlah, hidup MENULIS...!

heiho..



Lagi asik nongkrong di ZOE daerah margonda. Niat hati mau kerjain tender Abang None yang kamis besok mau dikumpulin, tapi karena disini WiFi kenceng banget gak boleh disia-sian..mariii kita donlootttt.....


mau cerita sebenernya temen deket gue lebih cenderung ke wanita dari pada laki-laki. Alasannya karena sama kaum hawa ini gue merasa nyaman ajah dibandingkan dengan kaum adam (pertanda bagus, berarti gue NORMAL). Tapi rasa nyaman itu hanya bisa bertahan dan gue nikmatin pada saat status gue itu single atawa jomblo. Kondisi berubah pada saat gue udah mulai punya hubungan. Kedekatan-kedekatan antara gue dan temen perempuan gue itu cenderung disalah artikan. Padahal selama interaksi gue itu dilakukan dalam ruang yang luas dalam arti dapat dipantau oleh orang lain itu masih bisa dibilang aman dan wajar. Justru saat gue udah mulai berubah dan mulai covering something tentang seorang wanita dan ruang komunikasi juga lebih terbatas itu berarti ada yang ngga beres dan baru bisa dikategorikan masuk dalam situasi yang perlu dicurigai.


menikmati cuaca dingin dan hujan yang tak henti-hentinya turun membasahi kota Depok ini. Kota yang sering bahkan teramat sering gue singgahi.

Thursday, March 11, 2010

Susahnya ngurus anak kecil ?!?@?

heiho..

Pernah gag sih urusin anak kecil? anak kecil yang berumur sekitaran 3-5thn? kalo pernah berarti setuju dong kalo gue bilang ngurus anak itu ngga gampang. Gue udah alamin dalam tempo waktu yang gak terlalu lama, tapi udah cukup menyiksa. Gue heran apa dulu waktu kecil dulunya gue itu sama kaya mereka ga yah? seinget gue sih ngga.

Mau marah sama mereka langsung keinget sama bacaan yg temppo dulu pernah gue liat yang isinya gak boleh marah apalagi sampe maen fisik khususnya daerah muka karena itu bisa berdampak traumatis, tapi kalo ngga marah mereka ga ketolongan bandelnya malah sampe gue yang jadi traumatis urusin anak kecil. Begimana nih??


Oke..oke... gue tau ini emang ngga gampang, tapi gue harus mulai belajar dong karena suatu saat nanti hal ini juga akann terjadi sama gue. Gue harap secara gak langsung mempersiapkan gue secara mental buat ngadepin mahluk2 bandel yg bernama anak kecil.


Tapi uniknya tanpa gue sadarin dalam diri gue muncul sikap ke"bapak"an, salah satu dampak positif bergaul dan ngurusin anak-anak. Meski umur masih muda belia bukan berarti gue ga bisa.. hehe...


setelah mengeluh dan akhirnya bisa dapetin juga sisi positifnya. Yauda kalo ini emang bagian dari hidup gue ya gue jalanin aja dengan sebaik-baiknya, pasti ga ada yang namanya kebetulan.. iya kan?

Thursday, March 04, 2010

Holiday to Pelabuhan Ratu Beach



Heiho,









Harusnya blog kali ini bukan itu judulnya tapi "Holiday to Ujung Genteng". Pasti ada alasan kenapa bisa berubah tujuan. Sedikit rasa kecewa muncul dalam diri gue, karena segala sesuatu sudah dipersiapkan, dibicarakan sampe pada saat-saat terakhir hanya tinggal gue sama fonnie ajah yang berangkat. Alasan tinggal alasan, semua udah lewat rasa kecewa yang muncul itu sedikit terobati karena akhirnya gue bisa berangkat meskipun dengan keadaan yang minim. Kendaraan yang nganter gue kesana pun motor kesayangan gue, bukan mobil yang sebelumnya udah direncanain. Bahkan sempet tadinya mau coba untuk ngeteng, tapi setelah gue pertimbankan lagi, lebih baik kalo pergi dengan kendaraan pribadi meskipun Cuma sebuah motor.






Pelabuhan ratu merupakan tujuan yang terpikir di benak gue saat itu. Saat dimana udah terasa gelagat gak beres ketika respon dari beberapa orang yang tidak jelas partisipasinya dan kabar mobil ngga bisa dipake karena kebutuhan keluarga. Keuangan yang minim dan buta tentang rute yang akan dilewati tidak menjadi hambatan bagi gue berdua untuk terus lanjutin perjalanan. Rasa kekawatiran selalu menghantui gue dikala waktu semakin malam dan arah kita pergi masih meraba-raba. Tuhan Maha Besar, dalam perjalanan tepatnya ketika sudah sampe di daerah Sukabumi kita ketemu sama rombongan dari Rawa Badak Community (RBC) yang hendak pergi ke Pelabuhan ratu juga. Dengan bekal pengalaman touring dengan rombongan, gue coba untuk izin agar bisa ikut dalam rombongan dan ternyata diperbolehkan cuy.. :D, sedikit kekawatiran gue ilang karena ada temen yang tau arah kesana. Sepanjang perjalanan 2 kali gue berenti sama rombongan RBC, sekali nunggu temen mereka yang hilang dari rombongan dan terakhir istirahat minum kopi sambil bercengkrama dengan mereka yang sangat ramah sama kita berdua.


Rute jalan yang diambil yaitu Sukabumi – cikidang - pelabuhan ratu. Dari catatan sih skitar 342an kilometer yang gue tempuh dari awal gue berangkat sampe kembali ke jakarta. Struktur jalan sangat bervariasi,mulai dari jalan aspal mulus, berbatu, bergelombang kita laluin. Tikungan-tikungan tajam yang ada saat gue melintasi cikidang sungguh sangat berkesan. Minimnya lampu jalan ditambah dinginnya malam buat gue harus semakin waspada sama kondisi jalan yang penuh dengan jebakkan-jebakkan lubang. Untung aja sempet belajar mengendarai motor di medan-medan berat kaya gitu waktu ikut pelatihan Safety Riding Course (SRC) jadi ngga kewalahan ngadepinnya. Bagi gue tim dari RBC sangat membantu karena sepertinya mereka sangat mengerti tentang kode-kode isyarat (menggunakan kaki dan tangan) dalam touring dengan sepeda motor.

Tepat 00.21 kita sampai di penginapan Augusta Resort. Penginapan yang lumayan bagus dan tidak seperti yang gue bayangin sebelumnya karena sempet terlintas kalo tempatnya bakalan biasa-biasa aja. Esok paginya kita udah rencanain untuk main ke pantai dan foto-foto disana. Panas dan angin yang sangat jarang gak menyurutkan keinginan kita untuk tetep ke pantai. Sebelum berangkat kita merapikan semua barang karena setelah itu kita berencana langsung pulang kembali ke Jakarta. Keindahan pelabuhan ratu sanggup menghapuskan rasa lelah yang gue rasa sepanjang perjalanan dan panas terik yang menyengat. Foto-foto dengan background pantai lepas jadi andalan kita berdua. Seorang bapak dengan perawakan tua dengan rompi hijau yang sudah terlihat pudar hampirin kita berdua seraya menawarkan jasa untuk mengabadikan momen indah ini dengan kamera digital polaroidnya. Setelah negosiasi dan rasa iba yang muncul, akhirnya kami putuskan untuk setuju sama harga yang ditawarkan si bapak tanpa ada tawaran dari kami, 25ribu untuk 2 foto. Karena belom puas dengan foto yang ada ,kami coba minta tolong si bapak agar mau mengambil foto kami berdua dengan fasilitas ala kadarnya yaitu menggunakan Blackberry. Bak gayung bersambut, si bapak malah seneng dan suruh kita berdua bergaya ini itu dengan posisi yang beda-beda. Wah, rupanya si bapak memang punya jiwa fotografer nih... (makasih banyak yah pak tua.. :D)

Bosan dengan pantai kami coba menyusuri sepanjang jalan pelabuhan ratu untuk menuju Hotel Inna Samudra Beach dimana dari informasi yang kami dapatkan dari pak tua di hotel ini ada 1 kamar yang secara khusus disedakan untuk Nyi Roro Kidul. Kalo ngga salah nomor kamarnya 308 dan disana kita bisa masuk ke dalam kamar dengan biaya 15rb rupiah untuk waktu yang lumayan singkat yaitu 15 menit, tapi jika mau lebih lama lagi kita harus siap mengeluarkan kocek sebesar 200rb. Tapi karena tidak ada kepentingan apa-apa buat kita, hanya berfoto di pintu masuk hotel sudah cukup. Setelah itu kita berangkat menuju jakarta dan mencari persinggahan untuk makan siang. Dalam perjalanan kami melihat ada pusat pelelangan ikan dan muncul ide untuk sekedar masuk dan berfoto karena memang ditempat ini banyak perahu nelayan yang bersandar untuk menjual hasil tangkapan mereka.





Setelah semua selesai, kami kembali berjalan untuk pulang ke jakarta. Kondisi cuaca yang hujan dan macet tidak menjadi hambatan bagi kami karena sebelumnya kami telah mempersiapkan segala sesuatunya. Begitu berkesannya perjalanan kami Pelabuhan Ratu, sebuah momen yang indah untuk dikenang meskipun jauh dari rencana awal yang telah dipersiapkan. Semoga perjalanan berikutnya bisa terealisasi dengan jumlah yang lebih banyak dan bukan hanya sebuah wacana.....semoga saja.