Tuesday, July 08, 2008

jalan penuh dengan Manusia...

heiho..


Suatu hari dimana gue lagi melintasi jalan Tanjung Barat kira-kira jam 10an gitu gue liat jalur cepat tampaknya sepi banget dan gak ada satu pun kendaraan yang lewat. Agak janggal sih karena saat itu malam mimggu, gak biasanya jalan sesepi ini.

pas di depan Stasiun Tj. Barat gue sempet berhenti sebentar, dan tiba- tiba gue denger ada suara sirine yang nyaring banget dan aga aneh bunyinya. 2 motor besar angkatan lewat (sejauh mata memandang kayanya ini bukan Polisi (BM) karena motornya agak beda, dan kostumnya juga beda). Setelah mereka lewat, lalu ada iring-iringan Motor Yamaha Mio yang juga dilengkapi dengan sirine dan lampu biru-merah layaknya motor Polisi, mereka juga berseragam gitu, tapi kali ini gue agak kenal dengan seragamnya. Setelah Mio baru gue liat mobil utamanya lewat. Mobil sipil dengan berplat hitam tapi dapet pengamanan bak pejabat lewat. Setelah mobil itu lewat, barulah ratusan orang dengan atribut yang sama dan seragam yang hampir sama berkumandang dan mengendarai kendaraannya dengan perlahan baik itu motor atau mobil bak yang difungsikan untuk menampung orang dengan jumlah banyak dan bahkan melewati kapasitas yang ada.

Panji dikibarkan, dan mereka terus berjalan menuju arah Kota Depok.

Ini bukan pertama kalinya gue liat rombongan ini, karena pas gue balik dari ulang tahunnya Wita sekitar jam 3 pagi, gue juga ketemu ama mereka dan gak disengaja masuk dalam rombongan mereka, karena gak mungkin gue berhenti untuk mereka lewat ampe abis secara itu banyak banget jumlahnya. Gue ngebut dan salip sana-sini untuk bisa lewatin mereka. Untuk yang sabtu kemaren itu sepertinya jauh lebih banyak lagi, sampe jalanan itu penuh ama manusia.

Gue liat gimana mereka sangat antusias dan bersemangat dan untuk iringan di depan (Mio squad) gue liat ada rasa kebanggaan keluar karena mengiringi orang penting yang ada di dalam mobil, dan langsung aja otak gue iseng, mungkin begini juga yang dirasaain sama orang-orang yang bisa deket sama seorang pendeta terkenal, atau bahkan jadi tim inti dari pendeta itu. Ketika sang pendeta lewat dan mereka membuka jalan bak Pejabat mau lewat, menyingkirkan jemaat yang sekedar mau menjabat tangan dan bertegur sapa. Tapi Tuhan gue seperti itu gak yah? Apa 12 murid punya peranan gitu juga, jadi tim pengaman ketika Tuhan mau lewat dalam 1 kota? hmm....

Ketika rombongan melewati jalur lama untuk kearah depok, tidak lewat stasiun Univ. pancasila ternyata diujung sana sudah disumbat oleh beberapa orang sehingga tidak ada kendaraan yang boleh lewat, harus menunggu sampai iringan berlalu. Gue perhatiin sebagian orang tampanya sudah tidak sabar lagi untuk menunggu dan kebetulan yang menahan adalah orang sipil biasa yang bermodalkan Light stick (karna gak tau namanya, jadi gue istilahkan sendiri ajah, hehe..). Yah, wajar kalo akhirnya gagal dan menyatulah antara rombongan dengan pengendara lainnya.

Menurut gue sah-sah ajah mereka begitu selama mereka tidak menggangu kenyamanan pengendara lainnya. Tapi ada satu hal yang mengusik gue yaitu kenapa mayoritas mereka tidak menggunakan helm yah? bukannya itu peraturan yang harus dipatuhi oleh semua orang? bukannya itu juga bentuk tanggung jawab kita sebagai orang beriman untuk melaksanakannya?
karena sesungguhnya jika kita menghormati pemerintah itu juga berarti kita sedang menghormati otoritas tertinggi yaitu Tuhan kita? ......pastinya.

Friday, July 04, 2008

Terimakasih PRJ


heiho..


Akhir selesai sudah penantian gue. Setelah sekian lama gue berjuang di dalam kerumunan orang dan panasnya udara Jakarta, dari satu tempat ke tempat yang lain, mulai dari Toko yang bermerk sampe Toko yang khusus jual barang imitasi tapi tetep ajah gak pernah berhasil.


Pasar Baru yang katanya jualan alas kaki yang berukuran besar juga udah gue cari, tapi tetep ajah gak bisa ketemu yang gue cari. Kalopun ada itu model Vantopel dan modelnya gak banget.
Ada kali 1 tahunan gue nyari sepatu yang ukurannya pas dan modelnya juga gue demen. Untuk merek sepatu favorit gue yaitu PUMA juga gak bisa gue temuin size yang pas. Saking niatnya gue bikin iklan di friendster, tapi tetep aja gak dapet. Baru kali ini gue rasain putus asa.

Dari PUMA gue yang gue sayang itu (model Strep) sampe kemaren itu gak bisa gue rasain pake sepatu snicker lagi. Sebenernya gue gak mau buang itu sepatu, tapi karena udah dapet banyak komentar dan masukkan yang terkadang menjatuhkan, yah akhirnya gue buang deh. Beruntung tuh yang nemu, karena udah limited edition gak ada lagi yang jual.

Hati gue berpindah dari snicker ke sepatu yang ada semi formal dan cocok untuk pekerjaan di lapangan- Geox. Pabrikan Itali ini gue putusin untuk beli karna emang kondisi mendesak banget untuk punya sepatu karena kerjaan nuntut untuk bisa mobile dan mau gak mau alas kaki juga harus ngedukung bukan? Beli deh, dari pada repot ndiri.

Berguna juga sih, bisa gue pake untuk banyak kesempatan. Bukan berarti gue gak berusaha mencari lagi, setiap kesempatan mampir ke mall pasti gue kasih waktu gue bentar untuk hunting sepatu. Sampe akhirnya satu kantor berencana pergi ke PRJ untuk jalan-jalan sore dan disitulah gue menemukaan alas kaki yang pas dan ukurannya yang juga pas yaitu 47,5. Gak pake pikir panjang gue langsung beli karna ternyata itu tinggal satu-satunya.

Satu kantor ikut seneng karna akhirnya gue bisa dapet sepatu. Sepatu yang menurut mereka gak wajar karena ukurannya yang nyeleneh untuk ukuran masyarakat Indonesia.
Karena kesenangan itulah gue mau tulis ini, biar setiap orang yang tahu betapa gue menantikkan saat ini, punya sepatu baru.... (udah kaya anak SD banget gue)