Friday, April 25, 2008

Ayat-Ayat Cinta..






heiho..

Ayat-Ayat Cinta..

Film luar biasa yang mampu menyihir para penikmat film untuk terhanyut dengan jalan cerita yang memang sangat touchy banget. Sukses besar untuk mas Habib (pengarang Novel Ayat-Ayat Cinta) dan Hanung B. (Sutradara Ayat-Ayat Cinta the movie). Gak heran gue kalo banyak yang bilang setiap orang nonton film ini banyak yang nangis termasuk juga yang terhormat pak SBY. Menurut surat kabar yang pernah gue baca, beliau dan beberapa orang penting rela nonton bersama film ini.

Suatu kehormatan untuk semua pihak (pengarang, sutradara, para pemain, sampe juga yang punya bioskopnya) dimana orang nomor 1 di negara ini sudi untuk nonton film karya anak bangsa yang udah 3 atau mungkin juga lebih secara berturut-turut udah jadi film nomor 1 di bioskop jakarta, mungkin juga indonesia.

Tadinya gue tertarik untuk nonton film ini, pastinya dengan seseorang yang selalu enak untuk gue ajak nonton, tapi karena sibuknya waktu dan ketatnya jadwal syuting dan pemotretan di majalah Trubus edisi baru, makanya ngga bisa nonton deh...

Beruntung gue bisa dapet pinjeman novelnya dari temen kantor gue yang baik hati meminjamkannya untuk waktu yang cukup lama, padahal; janjinya gue dikasih waktu 2 hari ajah, kemungkinan besar dia lupa dan kebetulan juga gue belum selesai bacanya, hehehe...

Menarik banget isinya, dimana ada unsur Humanis, Agamais dan Cintais melebur jadi satu alur cerita yang apik dan gak bosenin. Penulis mengdefinisikan novelnya sebagai Novel Pembangun Jiwa dan gue setuju dengan itu, karena memang gue terbangun dan ”diberkati” ketika baca novelnya. Terlepas dia agamanya apa yang gue rasa setiap orang yang mengaku dirinya lelaki harus baca novel ini sebagai satu inputan yang positif. Sebagai lelaki gue dapetin masukan yang bener-bener masuk dan gue terima, contohnya cara Fahri yang sangat menjaga hidupnya sejalan dengan apa yang diyakininya dan juga dimana dia sangat menghargai wanita dan menempatkan wanita diposisi seharusnya. Gue juga belajar dari Fahri yang berusaha dengan segenap hidupnya mengamalkan setiap ajaran yang telah dipegang sebagai jalan hidupnya menuju sang Khalik.

Tokoh lain yang gue kagumi adalah Maria. Seorang kristen koptik yang begitu pluralis, ngga membesdakan dalam memberikan kasih, udah gitu pinter dan pastinya memang dia adalah gadis cantik. Siapa sih yang ngga mau kenal sama dia, pribadi yang menarik dan memiliki keluarga yang juga mengasihi sesama. Ini adalah wujud kasih yang coba digambarkan oleh penulis diluar keyakinan yang penulis pegang.

Tokoh yang satu ini adalah tokoh yang sangat diidolakan oleh kaum adam yang menginginkan seorang pendamping hidup. Hatinya, cintanya dan hidupnya sangat menginspirasi banyak orang, ternmasuk gue. Wujud seorang pendamping yang mendekati sempurna. Entah ini adalah tokoh khayalan atau benar adanya, yang jelas pria yang mendapatkan sejatinya telah menemukan sedikit kebahagiaan dari besarnya kebahagiaan itu sendiri. Dia adalah Aisah.

Fahri memang tokoh idola. Banyak wanita mengagguminya, sebut saja Nurul dan Noura yang juga jatuh hati dengan sosok Fahri. Tapi itulah kisah cinta, sebanyak apapun ditabur, tetap saja hanya satu yang menghasilkan tunas yang terbaik. Fahri andai saja engkau bukan di Cairo tapi di jakarta, gue jamin bukan Cuma mereka ajah, tapi buuaaanyakk banget deh....

Cerita yang nyaman untuk diikuti, meskipun ada beberapa hal yang ngga gue mengerti kenapa dan maksud tujuan dari penulis.
Kisah ini memang kental sekali muatannya dengan agama tertentu dan gue memaklumi karena ini memang sebagai bentuk dakwah dari penulis. Tapi kalo gue boleh meresponi, untuk yang saya kasihi mas Habib, kenapa diakhir cerita tokoh maria harus berpindah keyakinan? memang tidak disebutkan secara jelas bahwa maria meninggalkan keyakinannya, karena mas Hanung B. sangat apik sekali dalam mengemas alur cerita.

Kalo para penikmat film memperhatikan beberapa scene memperlihatkan tatto yang ada di pergelangan tangan Maria sebelah kiri bawah secara jelas maupun tidak yang berbentuk Salib.. pada opening film ini terlihat dimana mas Hanung memfokuskan tattonya Maria ketika sedang berada di flatnya Fahri untuk memperbaiki filenya Fahri yang di komputer terancam musnah akibat virus dan ketika Maria meneteskan darah dari hidungnya dan jatuh dekat dengan pergelangan tangganya.

Klimaks dari cerita ini adalah Maria memutuskan untuk beribadah dengan Fahri dan Aisha sambil berbaring ditempat tidur dan menghembuskan nafas terakhirnya tanpa meyelesaikan rangkaian ibadah itu sendiri dan ditutup dengan Maria yang berjalan dengan Fahri di padang pasir yang panas dan satu waktu mas Hanung memfokuskan ke tangan Maria dan terlihatlah adanya perubahan di tangan Maria dari yang semula bergambar Salib menjadi semacam motif atau hiasan2 yang menyerupai bentuknya dengan motif yang ada di tangan Aisha .


Memang masalah keyakinan adalah masalah pribadi dimana tidak adak satu orang dan lembaga apapun bisa melarang seseorang untuk percayai satu keyakinan sebagai jalan hidupnya menuju Sang Khalik. Tadinya gue kagum karena akhirnya mereka bisa menemukan cara yang terbaik untuk tetap bisa menjaga kerukunan antara Fahri, Aisha dan maria dalam satu bahtera rumah tangga, karena itu bisa ajah jadi bentuk teladan bagi para Artis-artis kita yang punya kebiasaan kawin cerai karena masalah prbedaan, padahal sejatinya kita semua memang berbeda. Tapi entah kenapa ending dari kisah cinta mereka harus dilibatkan dengan masalah berubahnya keyakinan seseorang.


Kalo saya boleh berandai-andai saya ingin memberikan perubahan di cerita ini.. Saya mengandaikan Kalo Fahri adalah seorang Kristen koptik yang taat dan menjalankan setiap amanat yang ada dalam keyakinnanya sebagai jalan hidupnya sehingga akhirnya dia menikah dengan Maria yang ternyata juga seorang Kristen Koptik yang taat. Singkat cerita Fahri juga menikah dengan Aisah yang bukan seorang Kristen Koptik melainkan dengan keyakinan yang dia pegang sekarang dan di akhir cerita dibuat Aisha harus meninggalkan keyakinannya. Lalu pertanyaan yang muncul dalam benak saya, apakah nantinya Film dan Novel ini juga akan menjadi sesuatu yang fenomenal karena selalu berada dalam posisi No.1 dalam setiap bioslop di tanah air? Dan yang saya hormati Bapak SBY juga meluangkan waktunya untuk menonton dan akhirnya beliau menangis terharu? Entahlah....