Thursday, September 07, 2006

“Gue udah memaafkan dia kok!!”

heiho..

“Gue udah memaafkan dia kok!!”


“Panas banget sih hari ini?!”
“Ughh...jakarta udah kaya di Arab aja”
“Kalo terus-terusan begini, bisa tambah gosong ni kulit gue”

Aduh, kayanya dumelan kaya gitu bukan pertama kalinya gue denger ampe gue lupa berapa jumlah tepatnya. Tapi emang gak bisa dipungkiri lagi jakarta udah kelewatan betul panasnya, gak jelas penyebabnya apa tapi yang gue tahu itu karena kesalahan manusia. Lain jakarta lain juga dengan sohib gue satu ini. Kalo jakarta bisa jadi begitu panas karena gue gak tau bener apa penyebabnya, tapi dia bisa jadi begitu panas kalo lagi ngebahas tentang seseorang di masa lalu.

Seseorang di masa lalu itu mungkin kalian juga kenal atau mungkin enggak, tapi yang jelas siapapun dia semoga kalian tidak menjadi sosok yang seperti itu. Saran gue, jangan pusing untuk mikirin siapa orangnya, bisa aja itu adalah Lo sendiri...

Semua orang punya kenangan, entah itu kenangan yang indah atau juga kenangan yang buruk. Semua pernah merasakan yang namanya jatuh cinta dan tentunya tahu betul apa rasanya jatuh cinta, apalagi yang namanya cinta pertama. Menurut Calon sarjana yang tidaklain adalah diri gue sendiri, ketika elo berani untuk ngambil keputusan untuk yang namanya mencintai maka secara otomastis lo juga harus berani nerima yang namanya ditinggalkan, karena kedua hal itu bisa dibilang saling berkaitan.

Hal itu berlaku pada sohib gue. Seseorang di masa lalu adalah merupakan cinta pertama bagi dia. Perhatian, kasih sayang, semuanya diberikan sepenuh dan seutuhnya dengan harapan kalo cinta pertama ini juga merupakan cinta terakhir didalam hidupnya. Waktu silih berganti, semua hal dilalui bersama dengan satu keyakinan dengan kekuatan cinta maka semuanya akan dapat diatasi. Namanya juga cinta pertama pastinya yang dipikirin yang bagus-bagusnya aja tanpa ngeliat kenyataan yang ada.

Sampe suatu hari dimana dia meneteskan air matanya untuk yang namanya cinta. Terluka, kecewa akan seseorang di masa lalu, udah jadi teman keseharian dalam hatinya. Waktu terus berjalan hingga pada akhirnya dia dapat melupakan dan mengampuni akan perlakuan yang sangat menyakiti hatinya- memiliki wanita lain. Entah apa yang ada di benak seseorang di masa lalu. Sampai detik ini tidak ada yang tahu pasti alasan kenapa dia mengambil keputusan itu.

Hari ini (Selasa, 05 September 06) merupakan hari yang mengejutkan bagi gue, ahwa ternyata setelah sekian lama hal itu terjadi, akan tetapi perasaan itu belum juga sirna dengan tuntas. Mata melotot, suara meninggi udah cukup menjelaskan bagi gue bahwa dia belum sepenuhnya mengampuni dan menerima kenyataan kalo seseorang di masa lalu penah menjadi bagian di dalam hidupnya.

Memang sih dia bilang berkali-kali kalo udah memaafkan seseorang di masa lalu, tapi tetep aja gue masih belum merasa yakin, toh ketika nama itu gue sebut selalu reaksinya gak pernah bagus. Seperti halnya gue, ketika gue menulis ini gue juga teringat akan masalah yang terjadi beberapa waktu yang lewat. Terluka dan kecewa juga pernah menjadi teman di dalam keseharian gue. Tapi puji nama Tuhan kalo hal itu gak berlangsung lama, selama hal itu terjadi banyak hal yang gue dapet dan itu menjadikan gue lebih banyak mengerti yang namanya cinta.

Okey, kembali ke sohib gue. Sohib gue ini berjanji bahwasanya dia akan mencoba memperbaiki kondisi yang ada, dengan harapan hubungan dengan seseorang di masa lalu biisa pulih kembali sehingga itu tidak jadi bulan-bulanannya si iblis untuk mendakwa dan meng-intimisdasi sohib gue. Gue berharap niat baiknya sohib gue bisa dimengerti dan direspon dengan baik oleh seseorang di masa lalu.

Hmm... lewat hari ini gue bisa lebih belajar lagi tentang yang namanya cinta dan boleh belajar bahwasanya ketika lo mencoba untuk mengampuni orang lain kiranya itu bukan lip service doang melainkan itu benar-benar dari dalam hati dan minta pertolongan Roh Kudus untuk dapat melewati itu semua.

Gue pengen kasih saran untuk :
Sohib gue : cobalah untuk memulai duluan, ambil inisiatif dan seseorang itu bisa dihargai dari itikadnya.

Seseorang di masa lalu : ketika engakau memutuskan untuk memulai sebuah hubungan, hendaknya itu atas kehedak Tuhan dan waktunya Tuhan, maka percayalah yang terjadi adalah sesuatu yang baik dan jangan pernah lupa Firman Tuhan yang mengatakan “apa yang kau tabur, maka itu juga yang engkau tuai”.

2 comments:

Anonymous said...

Sejujurnya, gw sepakat banget dengan saran bwt si sohib. "Manusia emang diuji dari itikadnya". Gw juga manusia yang pernah dikecewakan sama pasangan atau tepatnya mantan pasangan kali yah. Minimal 3 orang perempuan udah pernah mengiris hati gw dengan sayatan pisau selingkuh. But, gw percaya satu analogi yang pernah gw denger dari orang lain. "Siapa lu, menggugat otoritas ALLAH dalam nentuin jodoh seseorang? Berapa lama lu pacaran ga memastikan bahwa orang itu mutlak milik lu. Kalo' emang bukan lu yang digariskan untuk menemani dia, ya so what...Misalnya dengan kasus gw, gimana kalo emang pasangan selingkuh mantan gw itulah yang digariskan TUHAN untuk menjadi pendamping hidupnya? Sebaliknya,yang ada juga gw malah bersyukur bahwa TUHAN menghindarkan gw dari perempuan yang kurang menghargai komitmen kayak mantan2 gw." Pokoknya gitu deh. Anyway, emang sih...apa yang dituai itu bakalan ditabur. Karena dulu gw pernah bermacam2 ria sama perempuan (meskipun itu terjadi saat status gw ga punya pacar....), mgkn wajar kalo sekrg gw susah baget untuk bikin satu orang cewek tertarik sama gw. Coz, apa yang gw tuai, skrg gw tabur akibatnya. Jadi tetep aja harus ada instrospeksi. Bukan hanya dari pihak mantan kekasihnya si sohib, tapi juga dari si sohib. Apakah ini tuaian dari apa yang lu tabur dulu..? Karena kalo emang dulu ga pernah nabur yang aneh2, percayalah...mgkn ini kayak kata Bang Aga kemaren. Ada aja hal2 berat yang diizinkan TUHAN harus kita lalui, untuk membentuk lu jadi pribadi yang kuat dan selalu mengandalkan TUHAN. GOD BLESS!



zygvrit teenooz

Manusia Baru said...

"Komen ini jadi suatu angin segar bagi gue"