Wednesday, March 21, 2007

Renungan akan Jakarta

heiho..

Siang ini hari begitu panas,tak terasa sudah belasan gelas air yang aku minum tapi tak kunjung hilang rasa haus ini..Ah, ingin rasanya aku menenggelamkan tubuh ini kedalam air biar hilang rasa ini.Melihat hari yang begitu panas tak ada keinginan diriku untuk beranjak keluar rumah, kalaupun harus keluar itupun sore dan hanya pergi ke gereja. Hmm, kenapa Jakarta menjadi seperti ini? Kota ini terasa seperti terbakar pada siang hari. Pada malam haripun hawa panas masih juga terasa. Mungkin enak jika aku tinggal di kota lain yang udara dan hawanya tidak terlalu panas, aku pasti kerasan tinggal di kota itu, tapi dimana kota yang masih seperti itu?

Jakarta. Aku telah tinggal di kota ini sudah belasan tahun. Banyak perubahan yang aku saksikan. Aku jadi bertanya kenapa aku ada di kota ini dan masih ada disini sampai detik ini? Apa mungkin sampai aku mati, aku masih ada di kota ini? Entahlah...

Jakarta memiliki manusia yang bertempramen tinggi dan asosial, kehidupan kota metropolitan yang mungkin membuat hal itu terjadi. Saat ini aku berpikir, kejadian apa yang akan terjadi di kota Jakarta ketika masa penyiksaan orang-orang percaya itu tiba dan siapa yang melakukan hal itu semua? Tuhan memiliki banyak rahasia yang aku tidak mengerti. Meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi Dia telah memberikan janji kepada setiap orang yang percaya kepadaNya, dimana kita akan diSelamatkan.

Waktu terus berjalan dan kita tak akan pernah tahu kapan waktuNya tiba. Masalahnya adalah dimana kehidupan semakin jahat dan dosa semakin merajalela. Kekudusan menjadi kata asing ditelinga banyak orang percaya, bahkan terkadang diriku sendiri banyak berkompromi dengan dosa.

Aku pernah meminta kepada Tuhan, dimana kehidupan ku benar dimataNya, aku berharap saat itu aku dipanggil olehNya biar aku dapat bersama dengan Dia. Jadi tak perlu ada ketakutan masuk neraka.

Dasar manusia! Egois! aku sampai lupa memikirkan keluargaku. Bagaimana bisa aku bersorak-sorai karena masuk surga sedangkan keluargaku tersesat dan masuk neraka? Ah, betapa bodoh dan tidak dewasanya aku.

Bapa, tentu Engkau tahu dimana malam tadi aku berdosa dan menyakiti hatiMu. Bapa pasti menangis melihat aku. Aku sadar Bapa kalau itu adalah kesalahan,tapi...

Sudahlah Bapa aku tidak mau membela diri, aku hanya mau mengakui bahwasanya yang aku lakukan itu adalah kesalahan dan itu murni aku yang melakukannya. Padahal aku tahu Bapa tidak tinggal diam. Didalam hatiku dan mulutku selalu menaikan pujian,padahal terasa aneh melakukan dosa kok nyanyi pujian? tapi itulah kenyataannya.Bahkan aku mendengar lagu soundtrack "Buku Harian Nayla" berkali-kali, tapi tetap saja tidak mengurungkan niatku untuk melakukan dosa.

Hidup itu bicara tentang pilihan. Dan aku harus memilih, antara melakukan dosa atau tidak? Seperti saat ini aku memilih untuk tidak keluar dan aku juga memilih untuk tidak melanjutkan melakukan dosa kemarin.

Andai saja Tuhan mau, Dia bisa membuat aku binasa saat ini, tapi itulah Bapa, mengampuni dan memberikan aku kesempatan lagi yang mungkin sudah ratusan kali terjadi. Tak ada pribadi seperti Dia di dunia ini. Kasihnya begitu besar dan murni. Cintanya begitu dalam dan sejati.. Tulus dan tak Bersyarat, itulah kebaikanNya.

No comments: